MakamKencono Wungu dan Anjasmoro. Gusti Ayu Ratu Kencana Wungu Prabu Stri Suhita adalah ratu Majapahit ke-VI, dalam masa pemerintahannya terjadi pembangkangan oleh Joko Umbaran dari Blambangan yang bergelar Minak Jinggo, Ratu Kencana Wungu mengutus Darmawulan untuk membunuh Minak Jinggo dan akhirnya berhasil mempersembahkan kepala Minak Jinggo kepada Ratu Kencana Wungu, kemudian akhirnya Ratu Mustika Ratu Kencono WunguMustika Ratu Kencono Wungu merupakan mustika bertuah yang indah serta mempesona selain itu mustika tersebut juga banyak digemari para pecinta mustika bertuah. Mustika ini memiliki warna ungu yang elegan dan bisa dipakai untuk laki-laki mapun Manfaat Bertuah Mustika Tersebut Insya Allah untuk Membuka Aura Ketampanan / Kecantikan. Membangkitkan simpul syarat pemikat tampil menawan mempesona. Kesehatan dan penolak energi menunjang derajat dimata siapapun disegani dan dihormati. Power Asihan memikat hati yang dikehendaki. Menunjang peningkatan ekonomi, hidup berlimpah rejeki. Menunjang karir dan posisi jabatan segala bidang pemerintahan, politik, hubungan suami istri. Keharmonisan hubungan pacar/kekasih. Membangkitkan Rasa Sayang dan Rasa Rindu. Kemudahan mencari pekerjaan dan mudah membangkitkan usaha bangkrut. Kemudahan mencari relasi dan mencari investasi, pinjaman modal. Kemudahan dalam meraih harta Usaha Dagang dan Bisnis Segala Bidang diberi jalan kelancaran dan terhindar dari kegagalan. Memudahkan meraih tender besar, baik tender bisnis maupun pencapaian dalam meraih Jin jahat dan terhindar dari gangguan ilmu sihir, ilmu hitam seperti santet, teluh, tenung, guna guna, dan masih banyak lagi khasiat positif Jenis ini bernama Batu Akik Anggur Ungu Yang Indah. Produk jenis ini ditemukan Tahun 1548. Tingkat Kekerasan Mohs. Ukuran Batu 31x16x10 milimeter. Stok Produk 1 buah. Asal Usul Mustika dari Penarikan Gunung Keramat. Mendapatkan Bonus Minyak Pusaka untuk Perawatan Mustika Jika Berminat Dengan Produk Ini Sebutkan Pada Admin Kode Produk P7506. Lihat Juga Produk Mustika Sumur Bandung Mata Emas. Call Center Pusaka Dunia / Dunia Pusaka PIN BBM PUSAKA Telephone +6281 222 886 456 Sms +6285 2939 88885 WhatsApp +6285 2939 88885 Line pusakadunia WeChat pusakadunia Instagram pusakaduniaGambar Foto Mustika Ratu Kencono Wungu Hanya di resize tanpa editan sama sekali, kami tampilkan jarak dekat sehingga anda bisa melihat tanpa ada yang di sembunyikan kekurangan dan kelebihannya. Bagi kami kejujuran dan kepuasan anda yang utama dan bukan mengutamakan keuntungan Cipta Gambar Foto Produk merupakan foto asli dari Pusaka Dunia sehingga jika ada penjual online dengan foto yang sama tanpa ijin. dipastikan penjual tersebut telah melakukan pencurian gambar foto hak cipta Pusaka Dunia. Harap Waspada Penipuan Online, Baca Ciri Ciri Toko Online TerpercayaCara Perawatan Mustika Ratu Kencono Wungu Secara Gaib Perawatan Secara Gaib sangatlah mudah, cukup menyandingkan Minyak Perawatan Pusaka dan membuka penutupnya, jika anda mau oleskan itu lebih baik. Lakukan satu malam penuh setiap Malam Jumat Kliwon atau Malam Selasa Kliwon atau Setiap Tanggal Lahir anda bisa pilih salah satu. Jika anda lupa memberi minyak tidak akan ada efek samping hanya energi Mustika kurang Perawatan Mustika Ratu Kencono Wungu Secara Secara Fisik tetap sangat dibutuhkan terutama bagi pecinta Batu Akik dan Batu Permata yang lebih mengutamakan keindahan Batu Mustika secara fisik. Cara Perawatan Batu Mustika dari segi fisik cucilah dengan air bersih setiap satu bulan sekali, lebih sering lebih baik. jangan menggunakan obat kimia, menggunakan sabun masih diperbolehkan, setelah dicuci keringkan dengan kain ekstra Mustika Dilarang menyembahnya karena hanya kepada Tuhan kita Wajib Menyembah, selebihnya karena proses mendapatkannya dengan jalan yang baik tanpa ada unsur perjanjian tumbal dengan para khodam dan para jin, maka mustika tersebut tidak ada pantangan sama sekali, bisa untuk semua agama, bisa dimiliki bagi yang Sudah atau Belum mempunyai Bacaan MustikaTidak ada karena merupakan Mustika Asli Alam dan Bukan Isian atau Asmaan. sehingga sudah efektif mempunyai kandungan energi bertuah sejak penarikan tanpa harus membaca mantra apapun, tanpa doa khusus dan jika menggunakan doa sesuai keyakinan Samping Mustika Saat lupa dalam memberi minyak, terbawa ke toilet, satu tempat dengan pusaka lain dan sebagainya, sangatlah aman dan tidak ada efek samping Warisan Mustika Bisa di wariskan ke anak, cucu, istri, saudara, kerabat, sahabat dan siapa pun, proses pemberian warisan Mustika cukup anda berniat dalam hati dengan penuh keikhlasan dan ketulusan yang paling Mahar Mustika Ratu Kencono Wungu Sangat terjangkau bukan karena mustika murahan, namun kami memaharkan mustika yang paling utama sebagai sarana menjalin silaturahmi dengan anda, dan tidak mengutamakan keuntungan semata. Karena itu kami persilahkan anda membandingkan dengan penjual lain, Insyaallah dari segi kualitas, pelayanan, harga mahar kami yang Mustika Tidak perlu kuatir karena kami memberikan Jaminan 100% Asli, Dijamin Natural Alami, dan Dijamin Bukan Sintetis buatan Mustika Terbukti Tidak Asli Batu Mustika Garansi Uang Kembali 3X Lipat dari mahar yang anda bayarkan, selengkapnya bisa baca di menu Wajib Baca Pusaka MustikaApabila anda masih kurang yakin dan kurang percaya dengan keaslian batu mustika tersebut, kami bisa membantu untuk menguji keasliannya di laboratorium batu mustika / gemstote sehingga anda akan mendapatkan sertifikat yang menjamin batu mustika tersebut natural asli alam. Himbauan Pembeli Mustika Mengingat kami mengutamakan kejujuran dan ingin menjalin silaturami serta kepuasan anda yang utama, sebaiknya teliti dan baca semua keterangan yang kami berikan, setelah memantapkan hati barulah anda meminang Mustika Tags Batu Mustika Bertuah, Mustika, Mustika Ratu Kencono Wungu DimaharkanMustika Kencana Wungu. Tentang Batu Mustika Kencana wungu? Pada masa kerajaan Majapahit, banyak tokoh yang memiliki kesaktian (kelebihan linuwih). Tak terkecuali salah satu ratu yang
Dimaharkan mustika ratu kencana wungu, mustika yang kami dapatkan dari pesisir pantai selatan ini mempunyai khodam berwujud sesosok wanita cantik yang selalu mengenakan pakaian berwarna ungu dan hijau didalam setiap kehadiranya. Mustika yang langka dan unik ini berguna dan bermanfaat untuk Memancarkan aura positif dari luar maupun dalam bak bidadari kayangan Membuat banyak orang terkagum-kagum dari cara bicara maupun tingkah laku. Memunculkan sikap wibawa yang menjadikan anda disegani Menumbuhkan cinta dipandangan pertama Membuat pasangan maupun rumah tangga menjadi harmonis Pagar ayu yang membuat pasangan tidak mungkin selingkuh Melancarkan karir,maupun usaha semakin maju dan berkembang tanpa pesaing Membuat lawan bertekuk lutut Sebagai pelancar rezeki,menarik rezeki dengan 4 penjuru pintu mata angin Bisa untuk bermain pil/wil Melancarkan negosiasi dan mudah untuk memenangkan tender Serta masih banyak manfaat lain dari mustika ini
Makamratu ayu kencono wungu ini berada di Desa. Troloyo. Kec. Trowulan. Kab. Mojokerto. Jawa Timur

Tersebutlah seorang ratu bernama Dewi Suhita yang bergelar Ratu Ayu Kencana Wungu Suhita tahun 1429-1447. Ia adalah penguasa Kerajaan Majapahit yang era pemerintahannya, Majapahit berhasil menaklukkan banyak daerah yang kemudian dijadikan sebagai bagian dari wilayah kekuasaan kerajaan yang berpusat di Trowulan, Jawa Timur, satu kerajaan kecil yang menjadi taklukan Majapahit adalah Kerajaan Blambangan yang terletak di Banyuwangi. Kerajaan itu dipimpin oleh seorang bangsawan dari Klungkung, Bali, bernama Adipati Kebo Marcuet. Adipati ini terkenal sakti dan memiliki sepasang tanduk di kepalanya seperti Adipati Kebo Marcuet ternyata menghadirkan ancaman bagi Ratu Ayu Kencana Wungu. Meskipun hanya seorang raja taklukan, namun sepak terjang Adipati Kebo Marcuet yang terus-menerus merongrong wilayah kekuasaan Majapahit membuat Ratu Ayu Kencana Wungu cemas. Ratu Majapahit itu pun berupaya menghentikan ulah Adipati Kebo Marcuet dengan mengadakan sebuah sayembara untuk mengalahkan Adipati Kebo Marcuet, maka dia akan diangkat menjadi Adipati Blambangan yang baru dan dijadikan sebagai itu diikuti oleh puluhan orang, namun semua gagal mengalahkan kesaktian Adipati Kebo Marcuet. Hingga datanglah seorang pemuda tampan dan gagah bernama Jaka Umbaran yang berasal dari Pasuruan. Ia adalah putera Ki Ajar Jaka Umbaran mengetahui kelemahan Adipati Kebo Marcuet. Maka, dengan senjata pusakanya gada wesi kuning gada yang terbuat dari kuningan, dan dibantu oleh seorang pemanjat kelapa yang sakti bernama Dayun, Jaka Umbaran berhasil mengalahkan Adipati Kebo Ayu Kencana Wungu sangat gembira dengan kekalahan Adipati Kebo Marcuet. Ia pun menobatkan Jaka Umbaran menjadi Adipati Blambangan yang baru dengan gelar Minak Jinggo. Akan tetapi, Ratu Ayu Kencana Wungu menolak menikah dengan Jaka Umbaran karena pemuda itu kini tidak lagi tampan akibat pertarungannya dengan Adipati Kebo Umbaran alias Minakjingga tetap bersikeras menagih janji. Ia datang ke Majapahit untuk melamar Ratu Ayu Kencana Wungu meskipun pada saat itu ia telah memiliki dua selir bernama Dewi Wahita dan Dewi Puyengan. Lamaran Minakjingga bertepuk sebelah tangan karena sang Ratu tetap tidak sudi menikah itu membuat Minakjingga murka dan memendam dendam kepada Ratu Ayu Kencana Wungu. Untuk melampiaskan kemarahannya, Minakjingga merebut beberapa wilayah kekuasaan Majapahit sampai ke Probolinggo Perang Paregrek. Tidak hanya itu, Minakjingga pun berniat untuk menyerang ibu kota Majapahit. Ratu Ayu Kencana Wungu sangat khawatir ketika mendengar bahwa Minakjingga ingin menyerang kerajaannya. Maka, ia pun menggelar sayembara lagi, puluhan pemuda turut serta dalam sayembara tersebut, namun tidak ada satu pun yang berhasil mengungguli kesaktian Minakjingga. Hal ini membuat sang Ratu semakin kekhawatiran sang Ratu semakin besar, datanglah seorang pemuda tampan bernama sengit antara dua pendekar sakti itupun terjadi. Keduanya silih-berganti menyerang. Namun, akhirnya Damarwulan kalah dalam pertarungan itu hingga pingsan terkena pusaka gada wesi kuning milik Minakjingga. Damarwulan pun dimasukkan ke dalam kedua selir Minakjingga, Dewi Wahita dan Dewi Puyengan, terpikat melihat ketampanan Damarwulan. Mereka pun secara diam-diam mengobati luka pemuda itu. Bahkan, mereka juga membuka rahasia kesaktian malam harinya, Dewi Sahita dan Dewi Puyengan mencuri pusaka gada wesi kuning saat Minakjingga terlelap. Pusaka itu kemudian mereka berikan kepada Damarwulan. Setelah memiliki senjata itu, Damarwulan pun kembali menantang Minakjingga untuk bertarung. Alangkah terkejutnya Minakjingga saat melihat sejata pusakanya ada di tangan tidak bisa melakukan perlawanan sehingga dapat dengan mudah Adipati Blambangan itu tewas oleh senjata pusakanya sendiri. Damarwulan memenggal kepada Minakjingga untuk dipersembahkan kepada Ratu Ayu Kencana Wungu. Damarwulan pun berhak menikah dengan Ratu Ayu Kencana Wungu dan mendampinginya menjadi Raja cerita ini karena ditulis di Mataram tahun 1736 dg tujuan politik untuk menyudutkan Blambangan yg waktu itu berkonflik dg Mataram memperebutkan hak sebagai pewaris tahta Majapahit. Para pujangga Mataram mencampur aduk kejadian2 tahun 1406, 1429, 1736, 1479, dan 1428 menjadi cerita di Perang Paregrek terjadi sekitar tahun 1406 antara Wikramawardhana Majapahit Barat/Trowulan vs Bhre Wirabhumi Majapahit Timur2. Majapahit Barat dipimpin Kenconowungu Suhita tahun = puteri Wikramawardhana dg selir keponakan Bhre Wirabhumi.3. Blambangan dipimpin Kebo Marcuet Keturunan Bali, yg dimaksud adalah Pangeran Danuningrat Raja Blambangan ke-17 tahun 1736-1763 yg berkuasa saat cerita Damarwulan ini ditulis di Mataram. Saat itu ada konflik Mataram-Blambangan. Prabu Danuningrat digelari Pangeran Menakjingga oleh bangsawan Mataram untuk menguatkan cerita palsu Joko Umbaran putera Ki Ajar Pamengger ikut "sayembara I" mengalahkan Kebo mengadakan Sayembara adalah Wikramawardhana, dan yg ikut sayembara adalah Gajah Narapati. Saat itu bahkan Suhita belum Ajar Pamengger adalah Lembu Mirunda putera Brawijaya I yg menjadi guru spiritual di Gunung Bromo. Putera Ki Ajar Panengger adalah Menak Sembar, menantu Prabu Siung Laut Raja Blambangan ke-4 berkuasa tahun 1478-1479, kemudian Menak Sembar naik tahta sebagai raja ke-5 tahun 1479-1489.Joko Umbaran ini siapa? Jika Joko Umbaran adalah Menak Sembar, maka yg terjadi bukan penaklukkan tapi ikatan pernikahan antara Trah Lembu Mirunda dg Trah Joko Umbaran melakukan penaklukkan, maka dia adalah Gajah Joko Umbaran menang, diangkat jadi adipati Blambangan bergelar Menak Jinggo, ingin menagih janji dan melamar Damarwulan ikut "sayembara II" mengalahkan Menak Jinggo, menikahi Suhita. Damarwulan adalah Arya Damar Adipati Palembang dan yang dikalahkan Damarwulan adalah Gajah Narapati tahun 1428 untuk menuntut balas atas kematian Bhre Wirabhumi kakek Suhita yg dibunuh Gajah Menak Jinggo bukan keturunan Hayam Jinggo bukan Bhre Wirabhumi. Jika Menak Jinggo adalah Bhre Wirabhumi putera Hayam Wuruk, tidak mungkin dia mau melamar Suhita karena Suhita adalah Cucu keponakannya Wirabhumi Aji Rajanatha

MustikaRaja Kencono Wungu Rp 350.000 Pesan via Whatsapp Pemesanan yang lebih cepat! Quick Order Deskripsi Info Tambahan Produk Terkait Mustika Khodam Pendamping Wanita Rp 315.000 Tersedia / A4831 Mustika Kristal Pelet Pemikat Pelanggan Rp 265.000 Tersedia / A1783 Mustika Lumut Hijau Pantai Selatan Rp 275.000 Tersedia / A92
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. [caption id="attachment_408486" align="aligncenter" width="500" caption="Cungkup pusara Kencana Wungu"][/caption]Usianya sudah lebih dari 70 tahun. Namun roman mukanya tampak cerah bersinar, nyaris tak berkerut sebagai tanda telah tua. Tubuhnya memang sudah rapuh namun nenek tua ini tetap bersemangat untuk meraih mengaku tak pernah letih bekerja sebagai tukang sapu pusara junjungannya yakni Gusti Ratu Kencana Wungu yang dulu pernah menjadi ratu di Majapahit. Sang ratu kemudian wafat dan jenazahnya disempurnakan secara Mbah Gimah, perempuan asli Desa Sidodadi-Troloyo-Trowulan yang sehari-harinya berprofesi sebagai tukang sapu pekuburan umum di belakang kompleks makam Tralaya baca = Troloyo. [caption id="attachment_408488" align="aligncenter" width="250" caption="Inilah Mbah Gimah itu"] 14284141081761981322 [/caption]Makam Ratu Kencana Wungu berada kira-kira 30 meter di belakang kompleks makam Tralaya. Cungkupnya dicat berwarna ungu, warna yang anggun seperti namanya. Di depan cungkup berdiri gapura. Sementara pintu cungkup terbuat dari kayu jati berukir indah dipolitur berwarna coklat mengunjungi pusara Kencana Wungu, cungkup makam beliau dalam keadaan terkunci. Juru pelihara Jawa = kuncen sedang tidak ada di tempat. Namun dari Mbah Gimahlah saya mendapatkan keterangan tentang bangunan cungkup berwarna ungu dalam cungkup terdapat dua makam yaitu makam Ratu Kencana Wungu dan Dewi Anjasmara. Keduanya merupakan istri Raden Damarwulan. Dikisahkan, setelah mengalahkan Minak Jinggo dari Kerajaan Blambangan kemudian Raden Damarwulan diangkat menjadi Raja Majapahit mendampingi Ratu Kencana Wungu. Sebelum memperistri sang ratu, Damarwulan terlebih dulu mengawini Dewi Anjasmara yang kemudian menjadi selirnya. [caption id="attachment_408491" align="aligncenter" width="350" caption="Cungkup makam Kencana Wungu terlihat dari jauh"] 14284142681176129828 [/caption]Terlepas dari benar-tidaknya beragam versi cerita seputar Damarwulan, Kencana Wungu dan Anjasmara, bagi saya justru yang tak kalah menariknya adalah kisah tentang Mbah Gimah itu sendiri.“Sudah dua puluh tahun lebih saya jadi tukang sapu kuburan ini nak” ungkap Mbah Gimah dengan mata wajahnya, Mbah Gimah sepertinya ingin berkeluh-kesah pada saya. Tiba-tiba hati saya menjadi iba mengaku tidak sendirian bekerja sebagai tukang sapu di kuburan Desa Tralaya ini. Bersama temannya setiap hari ia bekerja bahu-membahu secara bergantian.“Sebulan kami berdua menerima honor Rp. aku Mbah Gimah sambil mengelus dada. [caption id="attachment_408494" align="aligncenter" width="350" caption="Telaten menekuni pekerjaan sebagai tukang sapu kuburan"] 14284145921426770018 [/caption]Bayangkan saja diusianya yang sudah renta itu, Mbah Gimah masih saja telaten dan setia merawat pekuburan Tralaya khususnya halaman makam Kencana Wungu. Meski honornya jauh dari layak namun pekerjaan sebagai tukang sapu makam tetap saja dijalaninya selama lebih dari dua puluh tahun .Mbah Gimah hanyalah potret perempuan tua biasa. Kisahnya mungkin tak semenarik dongeng tentang Kencana Wungu dan Damarwulan. Tapi bagaimana keadaan pekuburan Tralaya tanpa kehadiran Mbah Gimah? Adakah pengganti yang lebih setia dari Mbah Gimah? Sudah sepantasnya pihak yang berwenang memperhatikan nasib orang seperti Mbah Gimah ini. [caption id="attachment_408498" align="aligncenter" width="350" caption="Gapura masuk ke cungkup makam Kencana Wungu"] 14284148372127430119 [/caption] [caption id="attachment_408500" align="aligncenter" width="250" caption="Pintu masuk cungkup Kencana Wungu"] 14284150151005894442 [/caption] Lihat Humaniora Selengkapnya
Kisahini berawal pada tahun 1429-1447 silam. Saat itu, terkenal seorang ratu penguasa Kerajaan Majapahit ke-6 bernama Dewi Suhita yang bergelar Ratu Ayu Kencana Wungu yang mampu menaklukkan banyak daerah. (Baca juga: Misteri Serangan Balasan Kerajaan Sunda ke Majapahit Usai Perang Bubat ) - Sepanjang sejarah berdirinya Kerajaan Majapahit, terdapat dua pemimpin perempuan. Salah satunya adalah Tribhuwana Tunggadewi 1328-1350, putri dari Raden Wijaya, pendiri Kerajaan Majapahit. Selain Tribhuwana Tunggadewi, pada akhir kekuasaan Majapahit, terdapat satu perempuan yang kembali menempati posisi ratu, yaitu Dyah Suhita atau Ratu Kencono Kencono Wungu pun menjadi pemimpin perempuan terakhir di Kerajaan Majapahit. Lantas, siapa itu Ratu Kencoco Wungu atau Ratu Suhita? Baca juga Tribhuwana Tunggadewi, Ratu Majapahit Penakluk Nusantara Asal-usul Dyah Suhita Menurut NJ Krom, Ratu Suhita atau Dyah Suhita merupakan putri dari Bhre Wirabhumi. Hal ini berbeda dengan Kitab Pararaton, yang menjelaskan bahwa Dyah Suhita merupakan cucu dari Bhre Wirabhumi. Pendapat lain menyatakan bahwa Dyah Suhita merupakan putri penguasa kelima Majapahit, Wikramawardhana 1389-1429, dari selirnya. Ada juga yang menyatakan bahwa Dyah Suhita merupakan anak dari Wikramawardhana dengan Kusumawardhani. Sedangkan pendapat paling kuat menjelaskan bahwa Dyah Suhita adalah anak dari Wikramawardhana, yang memperistri putri kakak ipar sekaligus musuhnya. Terlepas dari perbedaan pendapat terkait asal-usulnya, Dyah Suhita merupakan putri yang menikah dengan Aji Ratnapangkaja. Aji Ratnapangkaja adalah salah satu pimpinan militer yang turut berperan dalam Perang Paregreg 1404-1406 melawan Bhre Wirabhumi dari Blambangan. Baca juga Kerajaan Majapahit Sejarah, Raja-raja, Keruntuhan, dan Peninggalan Menjadi Ratu Majapahit Setelah Bhre Wirabhumi kalah dalam Perang Paregreg dan terbunuh pada 1406, Wikramawardhana memimpin Majapahit hingga 1429. Sepeninggal Wikramawardhana, terjadi kebingungan siapa yang berhak memimpin Kerajaan Majapahit. Dalam Kitab Pararaton, disebutkan bahwa Wikramawardhana sempat menunjuk anaknya dari Kusumawardhani, yakni Rajakusuma atau Hyang Wekasing Putra, sebagai Hyang Wekasing Putra mati muda. Begitu pula dengan putra Wikramawardhana dari selirnya, Bhre Tumapel, yang juga meninggal. Keturunan Wikramawardhana hanya tersisa Dyah Suhita dan Bhre Kertawijaya, yang sama-sama dari selir. Akhirnya, Dyah Suhita ditunjuk sebagai pemimpin Majapahit karena lebih tua dari Bhre Kertawijaya. Dyah Suhita dilantik menjadi Ratu Majapahit pada 1429. Ada pendapat yang menyatakan bahwa Dyah Suhita merupakan orang yang sama dengan Ratu Kencana Wungu. Baca juga Siu Ban Ci, Bangsawan Muslim yang jadi Selir Raja Majapahit Bersama suaminya, Aji Ratnapangkaja, yang bergelar Bhatara Parameswara, Dyah Suhita memerintah Majapahit dari 1429 hingga 1447. Selama memimpin Kerajaan Majapahit, Dyah Suhita kembali menghidupkan kearifan lokal yang terabaikan karena polemik politik. Selain itu, ada pendapat yang menyatakan bahwa di era Dyah Suhita, kekuasaan atas Nusantara secara berangsur-angsur kembali ke Majapahit. Dyah Suhita juga mendirikan bangunan pemujaan di berbagai lereng gunung sebagai punden berundak, seperti di Gunung Penanggungan, Gunung Lawu, dan lain sebagainya. Meninggalnya Dyah Suhita Dyah Suhita menjadi Ratu Majapahit selama 18 tahun, hingga meninggal pada 1447. Sementara suaminya, Aji Ratnapangkaja, meninggal 10 tahun sebelumnya, yakni pada 1437. Baca juga 6 Penyebab Runtuhnya Kerajaan Majapahit Sepeninggal Dyah Suhita, Kerajaan Majapahit dipimpin oleh adiknya, Bhre Kertawijaya atau dikenal dengan Brawijaya. Hal itu karena Dyah Suhita dan Aji Ratnapangkaja tidak dikaruniai anak. Dyah Suhita menjadi perempuan kedua dan terakhir yang memimpin Majaphit, setelah sebelumnya Tribhuwana Tunggadewi memerintah dari 1328 hingga 1350. Referensi Ramadhan, Prasetya. 2021. Jejak Peradaban Kerajaan Hindu Jawa 1042-1527. Yogyakarta Araska Mardiyono, Peri. 2020. Sejarah Kelam Majapahit Jejak-Jejak Konflik Kekuasaan dan Tumbal Asmara di Majapahit. Yogyakarta Araska. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. . 290 393 447 371 403 248 80 469

pusaka ratu kencana wungu