60Soal & Jawaban UAS/PAS Prakarya Kelas 7 SMP Tahun 2022. Soal dan jawaban PAS/UAS prakarya kelas 7 SMP semester 1 dan semester 2 lengkap dengan kunci jawaban. Sahabat Pendidikan, dalam menghadapi ulangan semester tentunya guru dan siswa akan disibukkan dengan persiapan menghadapi ulangan akhir semester. 9. Berikut contoh teknologi yang bergerak dalam bidang peralatan rumah tangga, kecuali a. mesin cuci c. televisi b. lemari es d. air 10. Berikut hasil akhir dari teknologi konstruksi adalah .... a. rumah b. kulkas c. mesin cuci d. traktor 11. Teknologi yang berfungsi membangun sarana prasarana dalam kehidupan manusia disebut dengan teknologi .... a. konstruksi c. produksi b. mekanis d. transportasi 12. Contoh berikut yang benar adalah a. kereta api - teknologi transportasi b. mobil - teknologi produksi c. rumah - teknologi komunikasi d. mesin cuci - teknologi komunikasi​ Jawaban api-teknologi transportasi Kontruksidari rawai vertikal yang digunakan untuk menagkap ikan di Palabuhanratu terdiri dari beberapa bagian, yakni tali pancing, pemberat (sinker), dan mata pancing. Tali pancing yang terdiri dari tali utama (main line) dan tali cabang (branch line). Tali pancing yang digunakan terbuat dari bahan nylon monofilament bernomor 1.000 Pahami Beberapa Hal Terkait Perkembangan Teknologi Kontruksi dan Jenis-Jenis Proyeknya – Semakin hari, semakin tinggi dan semakin modern pula bangunan-bangunan daerah perkotaan. Bahkan beberapa jenis teknologi konstruksi pun kini mulai digunakan didaerah pedesaan dengan tujuan untuk memperoleh pemandangan tertentu atau tujuan bisnis atau hal terkait dengan bangunan tersebut. Tidak hanya dari segi bangunan saja, saat ini tengah banyak dilakukan pembangunan jalan dibeberapa daerah. Hal-hal tersebut merupakan hasil dari perkembangan teknologi konstruksi. Menurut Kemendikbud, teknologi konstruksi dapat diartikan sebagai teknologi yang digunakan untuk membangun sarana dan prasarana. Yang mana hal tersebut merupakan bentuk ilmu terapan atau ilmu yang digabungkan dari ilmu-ilmu lain untuk dapat menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari. Sebelumnya, manusia hanya akan memanfaatkan segala material yang berasal dari alam untuk membangun sebuah tempat tinggal, sarana masyarakat seperti Jalan, jembatan, serta sarana prasarana lainnya untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Seperti penggunaan gua sebagai tempat tinggal pada zaman dahulu. Perkembangan ilmu pengetahuan berpengaruh terhadap perkembangan teknologi konstruksi. Hal ini yang mulai membuat manusia memanfaatkan apa yang ada di alam lainnya seperti tanah, batu, kayu sebagai bahan untuk membuat sebuah infrastruktur dan bangunan Setelah itu, ilmu pengetahuan teknologi yang terus-menerus semakin berkembang dari hari ke hari pun mulai membuat manusia memanfaatkan bahan bahan olahan hasil rekayasa dari bahan alam yang dinilai memiliki keindahan, kekuatan, serta kepraktisan yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan bahan-bahan yang didapat dari alam. Sebagai contoh, pada zaman dahulu masyarakat Indonesia menggunakan bilik kayu ataupun bambu sebagai infrastruktur dinding rumah. Sedangkan saat ini, hampir seluruh masyarakat Indonesia lebih memilih untuk menggunakan tembok yang berbahan dasar semen dan bata sebagai dinding rumah. Hal ini dikarenakan tembok dianggap bagian yang lebih kukuh dan lebih kuat. Dan tentunya, semakin berlalu waktu semakin maju pula perkembangan teknologi konstruksi berupa hasil rekayasa manusia yang memberikan pengaruh positif terhadap kehidupan. Tidak hanya dari bahan-bahannya saja, kemajuan teknologi konstruksi pun dapat dilihat dari alat-alat yang digunakan dengan tujuan membuat produk konstruksi menjadi semakin berkembang pesat. Tentu saja, pada zaman dahulu penggunaan alat untuk membuat bangunan konstruksi masih memiliki sifat sederhana yang membuat waktu pengerjaan lebih lama. Berbeda dengan saat ini, terdapat lebih banyak alat-alat pertukangan yang memiliki teknologi canggih sehingga dapat mempermudah serta mempercepat pekerjaan konstruksi. Zaman dahulu pencampuran semen dengan bahan lain hanya akan mengandalkan tenaga manusia. Namun saat ini, terdapat sebuah alat pencampur semen dengan bahan lainnya yang disebut molen. Alat tersebut merupakan teknologi mesin yang dapat mencampur adonan semen hingga mencapai kapasitas 50 kg. Perkembangan teknologi konstruksi yang satu ini tentu saja dapat mempercepat dan mempermudah pekerjaan. Hal tersebut berpengaruh dengan semakin banyaknya konstruksi yang beragam terutama di kota-kota besar. Bangunan yang sebelumnya hanya memiliki 1 atau 2 lantai, kini sudah dapat mencapai beberapa puluh lantai dengan berbagai desain yang beragam. belum lagi proyek-proyek jalan layang, bandar udara dan masih banyak lagi konstruksi yang semakin hari semakin pesat dan beragam. Teknologi konstruksi sesungguhnya memiliki fungsi yang disesuaikan dengan tujuan atau peruntukannya. Tempat tinggal pun merupakan salah satu bentuk hasil akhir konstruksi yang memiliki fungsi untuk tempat perlindungan bagi manusia dari segala cuaca. Baik berupa rumah tinggal, apartemen, kondotel maupun villa dengan perkembangan teknologi konstruksi. Baca Juga Teknologi Militer Indonesia yang Mendunia Sedangkan teknologi konstruksi memiliki fungsi untuk dapat mendukung pekerjaan serta aktivitas manusia seperti kantor, gedung, toko, dan juga lapangan. Adapula yang memiliki fungsi untuk mempermudah transportasi dan komunikasi seperti jalan, rel kereta dan jembatan. Banyak orang mengatakan bahwa bangunan dapat diartikan sebagai perkembangan teknologi konstruksi berupa rumah, gedung, jembatan atau sarana prasarana lainnya. padahal pada faktanya, bangunan atau konstruksi ini memiliki ruang lingkup tersendiri yang tidak dapat digabungkan atau dijadikan satu kesamaan. Sedangkan proyek konstruksi tersebut dibagi menjadi 4, yaitu sebagai berikut Residential Construction Kontruksi Bangunan Perumahan atau Pemukiman Merupakan jenis proyek yang memiliki cakupan pembangunan tempat tinggal untuk perlindungan seperti apartemen, rumah, perumahan, ataupun villa, jenis kontruksi ini memiliki 2 cara pembangunan yaitu secara pribadi ataupun masal. Untuk jenis proyek perumahan merupakan salah satu jenis yang prosesnya menggunakan cara massal atau serempak disertai dengan penyediaan berbagai sarana penunjang. Di dalamnya terdapat keperluan untuk perencanaan yang matang karena pembangunannya menyangkut fasilitas serta jaringan infrastruktur. Pencegahan tersebut masuk sebagai Perkembangan Teknologi Kontruksi seperti jalan, air bersih, listrik serta sarana lainnya. Building Construction Konstruksi Bangunan Gedung Jenis proyek konstruksi selanjutnya adalah konstruksi bangunan gedung yang merupakan salah satu tipe pekerjaan atau proyek yang paling banyak dilakukan. Hal ini dikarenakan jenis proyek yang satu ini menekankan pada pertimbangan konstruksi, pertimbangan pada jenis teknologi yang praktis, serta pertimbangan terhadap peraturan bangunan setempat. Heavy Engineering Construction Konstruksi Teknik Sipil Untuk jenis selanjutnya adalah heavy engineering construction atau konstruksi teknik sipil. Biasanya, pemilik proyek ini merupakan pemerintah baik pemerintah pusat yang berasal dari tingkat nasional, atau pemerintah daerah yang merupakan kabupaten atau kota. Dalam pengerjaan proyek Perkembangan Teknologi Kontruksi yang satu ini terdapat elemen desain, keuangan, serta pertimbangan hukum yang menjadi pertimbangan utama dan paling penting sekalipun proyek tersebut lebih bersifat tidak mengambil keuntungan yang banyak atau non-proft, dan juga lebih mengutamakan pelayanan masyarakat. Biasanya, jenis proyek ini merupakan jenis proyek yang memiliki proses penambahan infrastruktur terhadap lingkungan yang terbangun atau built environment. Dan beberapa jenis pekerjaan proyek konstruksi teknik sipil ini mencakup proyek pembangkit listrik, jalan raya, jalur kereta api, pertambangan dan bendungan. Industrial Construction Konstruksi Bangunan Industri Untuk jenis perkembangan teknologi konstruksi dengan proyek konstruksi bangunan industri membutuhkan keahlian khusus pada bidang perencanaan terutama untuk yang menyangkut desain dan konstruksinya. Proyek ini merupakan bagian yang relatif lebih kecil dari pada industri konstruksi akan tetapi merupakan sebuah komponen yang penting dalam pengembangan bangunan industri. Biasanya owner dari proyek ini merupakan suatu perusahaan atau industri yang besar, seperti perusahaan minyak, kimia, atau farmasi. Itulah beberapa jenis-jenis proyek konstruksi yang ternyata tidak dapat di diartikan sebagai satu bidang yang sama. Melainkan terdapat berbagai jenis bidang dengan peruntukannya masing-masing yang tentunya disesuaikan dengan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan hal tersebut. Mungkin bagi kamu semua yang hendak mengambil jurusan bidang konstruksi, perlu mengetahui hal mendasar seperti yang telah diterangkan di atas. Tentu saja sebagai ilmu pengetahuan dasar agar dapat mengambil jurusan dengan tepat sesuai dengan keinginan. Selain itu, perkembangan teknologi konstruksi ini pun menjadi pengetahuan baru bagi beberapa orang yang mungkin merasa awam tapi penasaran tentang beberapa proyek konstruksi yang dilakukan baik di jalan atau bangunan perumahan atau proyek pembangunan gedung di beberapa tempat. jenis proyek Teknologi Kontruksi Perkembangan Teknologi Kontruksi teknologi konstruksi Dilansirdari Encyclopedia Britannica, berikut adalah jenis-jenis proyek konstruksi, kecuali proyek transportasi. Navigasi Tulisan Berikut ini yang bukan merupakan pertanyaan yang bisa diajukan ketika ingin merancang bentuk dan sketsa miniatur rumah adalah?
Teknologi konstruksi tentu saja akan terus meningkat dan berjalan seiring dengan gencarnya banyak pembangunan gedung-gedung bertingkat maupun infrastruktur. Apalagi semakin hari kita melihat semakin banyak pembangunan khususnya di daerah perkotaan. Oleh sebab itu ada beberapa jenis teknologi ini yang kini mulai digunakan di daerah pedesaan untuk tujuan bisnis atau hal yang berkaitan dengan pembangunan. Berbagai terobosan baru pun mulai dilakukan yaitu dengan menggunakan perangkat lunak dengan teknologi digital yang dimanfaatkan untuk bisa mengoperasikan peralatan berat sehingga semakin efisien. Untuk lebih jelas mengenai teknologi konstruksi, berikut ini penjelasannya untuk Anda. Pengertian Teknologi Konstruksi Teknologi konstruksi merupakan suatu teknologi yang digunakan dan disesuaikan dengan apa yang ingin dipergunakan, terutama untuk bidang sarana dan prasarana. Ini bentuk ilmu terapannya itu digabungkan dengan ilmu-ilmu untuk menyelesaikan masalah di kehidupan sehari-hari. Salah satu hasil dari teknologi konstruksi adalah rumah atau hunian. Lalu seiring perkembangan teknologi saat ini pun muncul gedung bertingkat, hotel, villa, dan gedung-gedung mewah lainnya yang saat ini bisa kita lihat. Tidak hanya dari segi bangunan saja, saat ini pun banyak dilakukan pembangunan jalan di beberapa daerah. Hal itu juga merupakan hasil dari perkembangan teknologi konstruksi. Sebelumnya manusia hanya memanfaatkan material yang berasal dari alam untuk bisa membangun rumah tinggal, jalan, jembatan, dan sarana prasarana untuk bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Perkembangan teknologi ini yang ada pada saat ini tentu saja bisa mempercepat dan juga mempermudah pekerjaan. Hal ini berpengaruh dengan semakin banyak konstruksi yang banyak khususnya di kota-kota besar. Yang tadinya bangunan hanya memiliki ane atau 2 lantai, kini bisa mencapai beberapa puluh lantai dengan desain yang juga beragam. Belum lagi proyek-proyek jalan dan masih banyak lagi konstruksi yang semakin hari semakin pesat. Baca Juga Memahami Manajemen Konstruksi dari Pengertian, Fungsi dan Tugasnya Selain fungsinya sebagai menunjang sarana dan prasarana, teknologi konstruksi ini fungsinya untuk memberikan dukungan terhadap semua pekerjaan dan hal lainnya yang berhubungan dengan kegiatan manusia. Penerapan teknologi ini diharapkan mampu memberikan kemudahan terhadap bentuk konstruksi seperti rel kereta api, jalan, atau jembatan. Suatu negara biasanya akan mendorong peningkatan memanfaatkan teknologi ini untuk bisa mencapai efisiensi yang tinggi dan kualitas produk yang lebih baik. Salah satu prinsip dasar dari teknologi konstruksi ini menerapkan Building Data Modeling BIM atau yang dikenal dengan teknologi konstruksi berbasis industri Jika disimpulkan, berikut ini adalah fungsi utama dari teknologi konstruksi sebagai berikut bisa mempermudah proses pembangunan apartemen, gedung, rumah dengan teknologi yang baik dan berkualitas, turut mendukung dan mempermudah pekerjaan juga kegiatan manusia dalam pembuatan gedung, toko, kantor, dan lain sebagainya, mempermudah proses transportasi dan komunikasi seperti untuk pembangunan infrastruktur jalan, rel kereta, dan jembatan. Jenis Teknologi Konstruksi Proyek konstruksi yang menggunakan teknologi dibagi menjadi empat jenis antara lain adalah sebagai berikut Proyek Konstruksi Bangunan untuk Pemukiman atau Perumahan Proyek-proyek pembangunan seperti tempat tinggal, hotel, apartemen, villa merupakan proyek dari konstruksi yang melibatkan teknologi. Kegiatan pembangunan ini bisa dilakukan dengan dua cara yaitu massal dan pribadi. Dalam pengerjaannya, proyek bangunan atau perumahan memerlukan perencanaan wilayah yang cukup matang karena berkaitan dengan penyediaan fasilitas juga jaringan infrastruktur meliputi air bersih, listrik, jalan, dan banyak sarana-sarana lainnya. Proyek Konstruksi Bangunan untuk Gedung Konstruksi bangunan atau gedung menjadi jenis pekerjaan proyek yang saat ini banyak dikerjakan karena fokusnya lebih menekankan kepada pertimbangan konstruksi. Pertimbangan-pertimbangan terhadap teknologi ini sifatnya praktis dan juga pertimbangan pada peraturan bangunan setempat. Proyek Konstruksi Terhadap Teknik Sipil Jenis proyek yang satu ini disebut juga heavy engineering structure yang biasanya pemilik dari proyek ini merupakan pemerintah baik itu pemerintah pusat di tingkat nasional atau pemerintah daerah di kabupaten atau kota. Dalam pengerjaan proyeknya teknologi konstruksi ini meliputi elemen desain, keuangan, juga pertimbangan hukum yang menjadi poin penting dalam mempertimbangkan. Lalu yang penting lagi adalah jika proyek ini sifatnya tidak mengambil keuntungan yang banyak atau non-profit karena lebih mengutamakan kepentingan rakyat. Proyek ini biasanya lebih ke proses penambahan infrastruktur terhadap lingkungan. Beberapa contoh dari jenis proyek ini adalah jalur kereta api, pertambangan, bendungan, dan lainnya. Proyek Konstruksi untuk Bangunan Industri Nah, untuk jenis proyek yang satu ini teknologi konstruksi dengan proyek konstruksi bangunan industri membutuhkan keahlian khusus, terutama di bidang perencanaan yang menyangkut desain dan konstruksinya. Proyek ini masuk ke bagian yang relatif lebih kecil dibandingkan industri konstruksi namun komponennya sangat penting dalam pengembangan bangunan industri. Biasanya yang menjadi leader dari proyek ini adalah perusahaan minyak, farmasi, atau kimia. Contoh Teknologi Konstruksi Konstruksi jalan Konstruksi jalan layang Konstruksi bangunan perkantoran Konstruksi jembatan Konstruksi perumahan Konstruksi gedung bertingkat Konstruksi teknik sipil seperti proyek pembangkit listrik Kesimpulan Intinya, teknologi konstruksi ini sangat diperlukan dalam hal perencanaan dan pembangunan sarana dan prasarana. Berdasarkan jenis-jenis proyek konstruksi pun bisa terlihat jika teknologi konstruksi ini memiliki bidang yang berbeda-beda. Dibagi berdasarkan jenisnya tentu saja untuk diperuntukkan sesuai dengan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan hal tersebut. Dalam proses melakukan pembangunan ini tentu saja dibutuhkan perencanaan baik itu secara desain maupun alokasi biaya terlebih untuk peralatan yang dibutuhkan saat pembangunan. Nah, agar bisa mengelola budget dengan baik maka perusahaan harus bisa mencatat dengan baik dan rapi alur kas masuk dan keluar yang terjadi pada setiap transaksi. Untuk memudahkan hal tersebut, perusahaan Anda bisa menggunakan software akuntansi modern seperti MASERP karena memiliki ketersediaan pada fitur-fitur yang lengkap, mulai dari laporan keuangan, upah karyawan, akuntansi bisnis, dan lain sebagainya. Dengan menggunakan software akuntansi akan memudahkan Anda untuk membuat perencanaan mengenai budget untuk program pembangunan menggunakan teknologi konstruksi. Software ini akan membantu Anda dalam membuat laporan-laporan keuangan di perusahaan. Jadi Anda pun tahu mengenai laporan kas dan laporan laba rugi. Selain itu, banyak pula fitur-fitur pendukung yang ada dalam software MASERP. Software akuntansi MASERP bisa menjadi pilihan yang terbaik untuk segala kebutuhan akuntansi usaha Anda. Jika ingin mengetahui lebih banyak tentang software MASERP yang akan memberikan banyak kemudahan pada perusahaan Anda, langsung saja konsultasikan kendala apa yang Anda hadapi kepada konsultan ahli kami. Gratuitous! Baca Juga Mau Tutup Buku? Ketahui 4 Fungsi Pentingnya Dalam Akuntansi!
2 Metode Pengakuan Pendapatan. Secara umum pengakuan pendapatan diakui jika telah terealisasi atau dapat direalisasi dan, telah dihasilkan, pendekatan ini sering kali dianggap sebagai prinsip pengakuan pendapatan. Menurut Kieso et al., (2008), pendapatan dikatakan telah direalisasi (realized) jika produk (barang dan jasa), barang dagang atau - Teknologi konstruksi merupakan teknologi yang digunakan untuk membangun sarana dan prasarana. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, konstruksi adalah susunan model, tata letak suatu bangunan jembatan, rumah, dan sebagainya. Dikutip dari buku Bersosialisasi via Teknologi Konstruksi 2018 karya Arie Ekadharma dan Indra Samsudin, konstruksi didefinisikan sebagai susunan model, tata letak suatu benda terapan jembatan, rumah, dan lain sebagainya.Konstruksi umumnya digunakan pada kegiatan penyusunan bangunan, walaupun kegiatan konstruksi dikenal sebagai satu pekerjaan, tetapi dalam kenyataannya konstruksi merupakan satuan kegiatan yang terdiri dari beberapa pekerjaan lain yang berbeda. Perkembangan teknologi konstruksi Perkembangan teknologi konstruksi terus mengalami kemajuan yang sangat pesat. Di mana ditandai dengan munculnya berbagai jenis material dan peralatan yang modern. Baca juga Jenis-Jenis TeknologiDikutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kemdikbud, pada awalnya manusia hanya memanfaatkan apa yang ada di alam sebagai tempat tinggal untuk kebutuhan sehari-hari. Pada zaman dahulu manusia menjadikan gua sebaga tempat tinggal. Namun seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, manusia mulai memanfaatkan apa yang ada pada alam untuk membuat infrastruktur dan bangunan seperti dari, batu, tanah, dan kayu. Ilmu pengetahuan teknologi terus berkembang dengan sangat pesat. Sehingga membuat manusia mulai menggunakan bahan-bahan olahan hasil rekayasa bahan alam atau industri yang memiliki kekuatan, keindahan untuk bahan infrastruktur. Jika dulu manusia memakai bambu sebagai dinding rumah, saat ini hampir sebagian besar manusia memilih tembok yang terbuat dari bata semen dan bata sebagai dinding. Kemajuan teknologi konstruksi tidak hanya dari bahan-bahan yang digunakan, tapi juga alat-alat yang digunakan untuk membuat produk konstruksi. Baca juga Pengertian dan Perkembangan Teknologi
Berikuthasil akhir dari teknologi konstruksi,kecuali * a. Rumah b. Jembatan c. Rel kereta api d. Lampu - 32046418 Kzkz Kzkz 02.09.2020 Ujian Nasional Sekolah Menengah Pertama terjawab Berikut hasil akhir dari teknologi konstruksi,kecuali * a. Rumah b. Jembatan c. Rel kereta api d. Lampu 1 Lihat jawaban
Teknologi konstruksi adalah istilah yang sudah tidak asing saat ini, khususnya bagi akademisi dan praktisi di bidang konstruksi. Dalam penggunaanya sering terjadi overlapping dengan istilah-istilah lain yang mirip seperti teknologi rekayasa, teknologi desain, atau bahkan teknologi manufaktur. Studi ini bertujuan untuk menganalisis istilah teknologi konstruksi yang dimulai dari pemahaman teknologi sebagai subjek frase dan juga pemahaman konstruksi sebagai objek frase. Studi literatur, metode hermeneutika, serta proses sintesis digunakan dalam studi ini dalam menghasilkan konsep teknologi konstruksi yang jelas dan robust. Selain diperoleh konsep teknologi konstruksi yang jelas, hasil dari studi ini juga diperoleh kejelasan bahwa teknologi konstruksi terdiri atas tiga bagian penting yaitu teknologi proses konstruksi, teknologi produk konstruksi, dan teknologi manajemen konstruksi Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal Karkasa 2018, ISSN 2580-7595 1 Politeknik Katolik Saint Paul Sorong Teknologi Konstruksi Sebuah Analisis Arman Jayady1 1Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Program Studi Diploma IV Teknik Sipil Politeknik Katolik Saint Paul Sorong Email ajayady Abstrak Teknologi konstruksi adalah istilah yang sudah tidak asing saat ini, khususnya bagi akademisi dan praktisi di bidang konstruksi. Dalam penggunaanya sering terjadi overlapping dengan istilah-istilah lain yang mirip seperti teknologi rekayasa, teknologi desain, atau bahkan teknologi manufaktur. Studi ini bertujuan untuk menganalisis istilah teknologi konstruksi yang dimulai dari pemahaman teknologi sebagai subjek frase dan juga pemahaman konstruksi sebagai objek frase. Studi literatur, metode hermeneutika, serta proses sintesis digunakan dalam studi ini dalam menghasilkan konsep teknologi konstruksi yang jelas dan robust. Selain diperoleh konsep teknologi konstruksi yang jelas, hasil dari studi ini juga diperoleh kejelasan bahwa teknologi konstruksi terdiri atas tiga bagian penting yaitu teknologi proses konstruksi, teknologi produk konstruksi, dan teknologi manajemen konstruksi. Kata kunci Teknologi konstruksi, Teknologi proses konstruksi, Teknologi produk konstruksi, dan Teknologi manajemen konstruksi 1. Pendahuluan Istilah teknologi konstruksi tekon sangat sering didengar dalam dunia konstruksi. Secara umum. Istilah tersebut biasanya dilekatkan dengan segala hal yang bersifat advanced, sophistecated, atau yang memiliki unsur kebaruan dalam dunia konstruksi yang mendukung efisiensi, kualitas, serta daya saing baik dari sisi produk maupun proses. Hal tersebut memberi beragam pengertian terkait tekon, sehingga dalam diskusi-diskusi ilmiah sering terjadi overlapping pemahaman dengan istilah-istilah lain yang berdekatan, seperti teknologi rekayasa engineering technology, teknologi desain design technology, atau bahkan teknologi manufaktur manufacture technology yang menghasilkan material konstruksi jadi atau setengah jadi intermediate-product. Hal tersebut mendorong penulis untuk melakukan studi sehubungan konsep tekon. Studi ini bertujuan untuk menganalisis istilah tekon yang dimulai dari pemahaman teknologi sebagai subjek dari frase tekon dan juga pemahaman konstruksi sebagai objek dari frase tekon. Paper ini terdiri atas empat bagian utama yaitu, pertama adalah pendahulan yang menjelaskan urgensi serta tujuan utama dari penelitian ini. Bagian kedua adalah metode, yang menjelaskan tentang metode yang digunakan dalam penelitian ini. Selanjutnya, bagian ketiga adalah pembahasan konsep teknologi konstruksi. Terdapat tiga bagian utama yang dibahas pada bagian ketiga tersebut, yaitu pembahasan tentang konsep teknologi, konsep konstruksi, dan konsep teknologi konstruksi. Pada bagian ke empat atau bagian terakhir dari paper ini adalah berisi tentang diskusi dari penelitian ini yang diharapkan dapat menjadi acuan dalam penelitian-penelitian lanjutan. 2. Metode Studi literatur digunakan dalam kajian ini dalam upaya mengeksplorasi konsep-konsep sebelumnya tentang tekon, baik pada masa klasik maupun mutakhir. Pendekatan eksploratif dapat digunakan dalam sebuah penelitian bila mana informasi atau pengetahuan sehubungan subjek riset yang akan diteliti tersebut masih sangat terbatas Jayady, dkk., 2013; Jayady, 2017; Zulfiar dkk., 2018. Metode hermeneutika Jurnal Karkasa 2018, ISSN 2580-7595 2 Politeknik Katolik Saint Paul Sorong digunakan dalam analisis yang bertujuan untuk mencari makna implisit dari tiap definisi yang dikaji. Selain kedua metode tersebut, metode sintesis juga digunakan dalam mengelaborasi konsep sehingga menghasilkan konsep yang lengkap dari sisi ilmiah maupun praktis. Studi ini diharapkan dapat memberikan kejelasan sehubungan makna dari frase teknologi konstruksi. 3. Pembahasan Penjelasan konsep teknologi konstruksi tekon secara lengkap tidak dapat diperoleh tanpa mengkaji dari setiap kata elemen dari frase tersebut. Sehingga pada bagian ini, kajian dibagi menjadi tiga bagian yaitu konsep teknologi, konsep konstruksi, dan konsep teknologi konstruksi. Bagian pertama akan diuraikan berbagai definisi sehubungan kata teknologi, yang selanjutnya dengan metode hermeneutika akan ditarik makna yang terkandung implisit yang bersifat generik dan substansif dari berbagai definisi tersebut. Hal yang sama juga dilakukan pada konsep konstruksi yang merupakan objek frase. Sehingga pada bagian konsep teknologi konstruksi diharapakan diperoleh makna tekon yang jelas dan robust. Konsep Teknologi Konsep Teknologi – Umum Istilah teknologi terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa Yunani Greek yaitu techne dan logos. Aristoteles mengklasifikasi techne sebagai bagian dari knowledge yang bermakna know-how OECD, 2000. Secara khusus Egmond 2012 memaknai techne sebagai know-how yang diperlukan untuk membuat sesuatu. Oleh Garud 1997 know-how adalah knowledge yang digunakan untuk merancang design atau memproduksi manufacture sesuatu. Know-how merepresentasikan generative processes Garud, 1997. Sehingga know-how dapat diartikan sebagai knowledge yang bersifat aplikatif-praktis. Sedangkan logos dalam Bahasa Inggris dikenal sebagai logic bermakna prosedur yang bersifat logis Halpin dan Senior, 2011. Secara lebih jelas logis dapat dimaknai sebagai sistematis. Sehingga teknologi secara generik dapat didefinisikan sebagai knowledge yang bersifat aplikatif-praktis serta sistematis yang berguna dalam memenuhi kebutuhan manusia. Box 1. Definisi teknologi secara umum Grosse 1996 yang dikutip dari Osabutey dkk. 2014 membagi teknologi menjadi tiga bagian yaitu 1. Teknologi Proses 2. Teknologi Produk 3. Teknologi Manajemen Bagian berikut selanjutnya diuraikan sehubungan teknologi proses, teknologi produk, dan teknologi manajemen. Konsep Teknologi Proses Era tahun 1950-an istilah teknologi sering dikaitkan dengan industri manufaktur yang diartikan sebagai teknik-teknik yang digunakan dalam sistem atau proses produksi di pabrik Orlikowski, 1992. Dalam perkembangannya pendefinisian terus dilakukan oleh para pakar sebagai upaya untuk memperoleh kejelasan dari makna dari teknologi tersebut. Paragraf berikut akan diuraikan beberapa definisi pakar sehubungan teknologi dalam konteks proses. Menurut Jantsch 1967 Jafarieh, 2001, teknologi adalah aplikasi yang memberi manfaat dari sains fisik, sains hayat, serta sains perilaku. Thompson 1967 Jafarieh, 2001 menjelaskan bahwa teknologi adalah desain instrumental action untuk mereduksi ketidakpastian pada sebab-akibat outcome dan harapan. Schon 1967 Jafarieh, 2001 teknologi adalah metode kerja atau metode membuat oleh kemampuan manusia secara luas. Galbraith 1967 Jafarieh, 2001 menjelaskan teknologi adalah aplikasi sistematis dari sains atau organized-knowledge untuk menjalankan tugas atau memecahkan masalah-masalah yang bersifat praktis. Menurut Peno and Wallender 1977 Jafarieh, 2001 teknologi adalah knowledge yang melekat pada produk, proses, formula, dan teknik yang diperlukan untuk mengelola operasi. Menurut Barquin 1981 Jafarieh, 2001 teknologi adalah serangkaian dari disiplin-disiplin, metode-metode, teknik-teknik, dan instrumen pendukung, yang digunakan dalam make-up proses dalam menghasilkan produk tangible terbaik. Dahlman Teknologi adalah knowledge yang bersifat aplikatif-praktis dan sistematis yang berguna dalam memenuhi kebutuhan manusia Jurnal Karkasa 2018, ISSN 2580-7595 3 Politeknik Katolik Saint Paul Sorong 1981 Jafarieh, 2001 menjelaskan bahwa teknologi adalah kumpulan dari proses-proses fisik dalam mentransformasikan input menjadi output. Definisi yang bersifat makro juga disampaikan oleh Evans 1984 Jafarieh, 2001 yang menjelaskan bahwa teknologi adalah upaya manusia untuk merubah atau mempengaruhi lingkungannya. Dosi 1984 Jafarieh, 2001 mendefinisikan teknologi sebagai serangkaian segemen-segmen knowledge yang secara langsung mengandung praktek dan theoretical know-how, prosedur, pengalaman sukses, yang tidak hanya berwujud hardware tetapi juga dapat terdiri atas knowledge teknis dan skill dari partisipan dalam suatu organisasi. UNCTAD 2001 menjelaskan bahwa teknologi adalah knowledge sistematis yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk, aplikasi sebuah proses, atau untuk menjalankan jasa services, dan meliputi segala sesuatu yang terkait dengan manajerial dan teknik marketing. Jafarieh 2001 mendefinisikan teknologi sebagai segala cara yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan hasrat manusia dengan menggunakan teknik yang sistematis. Secara lebih tegas, Halpin dan Senior 2011 memaknai techne sebagai metode atau teknik. Berdasarkan uraian definisi di atas, nampak bahwa beberapa definisi merupakan perulangan dari definisi-definisi sebelumnya yang disampaikan dengan redaksi yang berbeda atau menggunakan kata yang berbeda namun berpadanan dengan kata pada definisi lainnya. Istilah atau frase yang dikemukakan oleh beberapa pakar di atas, seperti aplikasi Jantsch 1967 dikutip dari Jafarieh, 2001; OECD, 2000, instrumental action Thompson 1967 dikutip dari Jafarieh 2001, metode kerja dan metode membuat Schon 1967 dikutip dari Jafarieh 2001, aplikasi sistematis dan organized-knowledge Galbraith 1967 dikutip dari Jafarieh 2001, teknik pengelolaan operasi Peno and Wallender 1977 dikutip dari Jafarieh 2001, mentransformasikan Dahlman and Westphal 1981 dikutip dari Jafarieh 2001, upaya manusia Evans 1984 dikutip dari Jafarieh 2001, kesemuanya secara implisit bermakna know-how, yang dalam konteks proses dapat diartikan sebagai metode atau teknik dalam menghasilkan produk atau mengoperasikan layanan jasa. Sehingga substansi dari teknologi pada konteks proses adalah metode atau teknik. Box 2. Substansi teknologi pada konteks proses Sehingga teknologi dalam konteks proses atau teknologi proses dapat dikonsepkan sebagai Box 3. Konsep teknologi proses Metode atau teknik pada mulanya hanyalah sebuah explicit knowledge yang berwujud konsep, dan belum dapat memberi manfaat value pada suatu proses bila tidak didukung oleh komponen lain. Oleh Egmond 2012 komponen pendukung dari teknologi dalam konteks proses adalah technoware equipment, tools, dan machines, humanware manpower, infoware documented facts, orgaware organizational framework. Gambar 1. berikut mendeskripsikan teknologi proses beserta keempat elemen pandukungnya. Gambar 1. Deskripsi teknologi proses beserta keempat elemen pandukungnya Konsep Teknologi Produk Menurut Egmond 2012, teknologi dalam perspektif sistem produksi selain sebagai teknologi dalam konteks proses atau teknologi proses, juga terwujud dalam teknologi dalam konteks produk atau teknologi produk. Teknologi produk adalah knowledge dan skill yang melekat pada keluaran proses produksi yang diperlukan bermanfaat bagi pengguna Egmond, 2012. Egmond 2012 mendeskripsikan knowledge serta skill yang melekat pada produk bangunan seperti pada Gambar 2. Substansi teknologi pada konteks proses Metode atau Teknik Teknologi Proses metode atau teknik dalam menghasilkan produk atau mengoperasikan layanan jasa Jurnal Karkasa 2018, ISSN 2580-7595 4 Politeknik Katolik Saint Paul Sorong Gambar 2. Deskripsi teknologi produk sumber Egmond, 2012 Berdasarkan deskripsi knowledge serta skill yang melekat pada produk seperti pada Gambar 2, knowledge atau skill tersebut bukanlah lagi sebagai know-how substansi teknologi, namun oleh Garud 1997 disebut sebagai knowledge know-what, yaitu knowledge tentang konfigurasi suatu sistem. Namun, knowledge dan skill know-how yang melekat pada suatu produk pada hakekatnya telah terwujud dalam karakteristik serta fitur bernilai pada produk tersebut. Sehingga substansi pada teknologi produk adalah karakteristik dan fitur bernilai yang melekat pada suatu produk. Dengan demikian teknologi pada konteks produk atau teknologi produk dapat diartikan sebagai karakteristik dan keseluruhan fitur bernilai pada suatu produk termasuk elemen penyusun yang dapat memberi manfaat lebih bagi pengguna produk tersebut. Box 4. Substansi teknologi produk Box 5. Konsep teknologi produk Konsep Teknologi Manajemen Menurut Grosse 1996 yang dikutip dari Osabutey dkk. 2014 teknologi manajemen didefinisikan sebagai knowledge atau keberadaan skill manajerial dalam pengelolaan sumber daya secara efektif yang digunakan dalam operasi bisnis pada suatu perusahaan dalam berkompetisi. Meski Gross menggunakan istilah knowledge atau skill manajerial, namun secara implisit knowledge atau skill manajerial yang dimaksud bukanlah know-why episteme, tetapi know-how techne yang umumnya dikenal sebagai metode atau teknik. Seperti halnya pada teknologi proses. Pada teknologi manajemen juga melibatkan empat komponen utama pendukung yaitu technoware equipment, tools, dan machines, humanware manpower, infoware documented facts, orgaware organizational framework. Sehingga teknologi manajemen dapat dikonsepkan sebagai metode atau teknik dalam pengelolaan sumber daya secara efektif yang digunakan dalam operasi bisnis pada suatu perusahaan dalam berkompetisi. Box 6. Konsep teknologi manajemen Gambar 3 di bawah ini adalah deskripsi dari teknologi manajemen. Proses bisnis seperti yang dimaksudkan pada Gambar 3 adalah juga meliputi teknologi proses. Gambar 3. Deskripsi teknologi manajemen Substansi teknologi produk karakteristik dan fitur bernilai yang melekat pada suatu produk Konsep teknologi produk karakteristik dan keseluruhan fitur bernilai pada suatu produk termasuk elemen penyusun yang dapat memberi manfaat lebih bagi pengguna Konsep teknologi manajemen metode atau teknik dalam pengelolaan sumber daya secara efektif yang digunakan dalam operasi bisnis pada suatu perusahaan dalam berkompetisi, yang mana metode dan teknik tersebut didukung oleh empat komponen utama, yaitu technoware equipment, tools, dan machines, humanware manpower, infoware documented facts, orgaware organizational framework Jurnal Karkasa 2018, ISSN 2580-7595 5 Politeknik Katolik Saint Paul Sorong Konsep Konstruksi Secara umum konstruksi dapat diinterpretasi dalam empat level, yaitu sebagai aktivitas di lapangan level satu, sebagai konperehensif siklus proyek level dua, sebagai segala hal yang berhubungan dengan bisnis konstruksi level tiga, dan sebagai proses secara luas dalam mengkreasi hunian manusia level empat Du Plessis, 2007. Berdasarkan keempat interpretasi di atas, maka dalam pendefinisian segala sesuatu yang berhubungan dengan konstruksi, baik dalam diskusi ilmiah maupun paper ilmiah sering terjadi multi-tafsir. Dalam konteks studi ini, konstruksi sebagai frase dari teknologi konstruksi adalah penting dilakukan pembatasan, karena konstruksi dalam frase tekon juga berfungsi sebagai delimitasi cakupan teknologi itu sendiri. Menurut Du Plessis 2007, secara umum konstruksi dimaknai sebagai aktivitas di lapangan dalam merealisasikan bangunan. Halpin dan Senior 2011 dalam menjelaskan tekon, juga mendelimitasi konstruksi sebagai aktifitas di lapangan dalam merealisasikan pekerjaan fisik. Demikian juga halnya dengan Egmond 1999 melalui ilustrasinya sehubungan teknologi proses lihat Gambar 4 menunjukkan bahwa konstruksi yang dimaksud Egmond 1999 adalah aktfitas di lapangan aktifitas proses dari teknologi. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya raw material dan produk setengah jadi intermediate sebagai bahan input pada ilustrasi Egmond 1999 lihat Gambar 4. Sehingga konstruksi yang dimaksud dalam studi ini adalah aktfitas di lapangan dalam merealisasikan secara fisik bangunan yang didesain sebelumnya. Gambar 4. Deskripsi konstruksi menurut Egmond 2012 Box 7. Konsep konstruksi Penjelasan tersebut di atas juga menunjukkan bahwa terjadi pemisahan makna antara teknologi konstruksi dan teknologi desain nantinya. Konsep Teknologi Konstruksi Bila mengacu pada Egmond 1999, maka teknologi konstruksi terdiri atas teknologi proses konstruksi dan teknologi produk konstruksi. Namun, bila berdasarkan uraian konsep teknologi dan konsep konstruksi seperti yang diuraikan sebelumnya maka, teknologi konstruksi terdiri atas 1. Teknologi proses konstruksi 2. Teknologi produk konstruksi 3. Teknologi manajemen konstruksi Box 8. Pembagian teknologi konstruksi tekon Konsep Teknologi Proses Konstruksi Bila mengacu pada uraian konsep teknologi proses dan uraian konsep konstruksi maka konsep teknologi proses konstruksi dapat diformulasikan seperti ditunjukkan pada Box 9 berikut Box 9. Konsep teknologi proses konstruksi Konsep konstruksi Aktifitas di lapangan dalam merealisasikan secara fisik dari bangunan yang didesain sebelumnya Teknologi konstruksi terdiri atas tiga bagian utama yaitu teknologi proses konstruksi, teknologi produk konstruksi, dan teknologi manajemen konstruksi Konsep Teknologi proses konstruksi adalah metode atau teknik yang dilakukan di lapangan dalam merealisasikan produk teknologi konstruksi, yang mana metode atau teknik tersebut didukung oleh empat komponen utama yaitu technoware equipment, tools, dan machines, humanware manpower, infoware documented facts, orgaware organizational framework Jurnal Karkasa 2018, ISSN 2580-7595 6 Politeknik Katolik Saint Paul Sorong Gambar 5 berikut merupakan deskripsi dari konsep teknologi proses konstruksi. Gambar 5. Deskripsi teknologi proses konstruksi Konsep Teknologi Produk Konstruksi Bila mengacu pada uraian konsep teknologi produk dan uraian konsep konstruksi maka konsep teknologi produk konstruksi dapat diformulasikan seperti ditunjukkan pada Box 10 berikut Box 10. Konsep teknologi produk konstruksi Hubungan teknologi proses konstruksi dan teknologi produk konstruksi dapat diilustrasikan seperti pada Gambar 6 di bawah ini. Gambar 6. Deskripsi hubungan teknologi proses konstruksi dan teknologi produk konstruksi Konsep Teknologi Manajemen Konstruksi Dalam memformulasikan konsep teknologi manajemen konstruksi, maka konsep konstruksi tidak terbatas hanya pada aktifitas lapangan, seperti yang dimaksud Du Plessis 2007 sebagai interpretasi level satu pada konsruksi. Namun dalam konteks ini, dapat digunakan interpretasi level tiga dari konstruksi yaitu segala hal yang berhubungan dengan bisnis konstruksi. Hal tersebut dikarenakan dalam menjalankan operasi bisnis konstruksi, manajer eksekutif terhubung dengan stakeholder secara luas yang terkait dengan bisnis konstruksi. Sehingga, bila mengacu pada uraian konsep teknologi manajemen dan pemahaman konstruksi pada level tiga menurut Du Plessis 2007, maka konsep teknologi manajemen konstruksi dapat diformulasikan seperti pada Box 11 berikut Box 11. Konsep teknologi manajemen konstruksi Gambar 7 di bawah ini adalah deskripsi dari teknologi manajemen konstruksi. Proses bisnis konstruksi seperti yang dimaksudkan pada Gambar 7 adalah juga meliputi teknologi proses konstruksi. Gambar 7. Deskripsi teknologi manajemen konstruksi 4. Kesimpulan Teknologi konstruksi terdiri atas tiga bagian, yaitu teknologi proses konstruksi, teknologi produk konstruksi, dan teknologi manajemen Konsep Teknologi produk konstruksi adalah karakteristik dan keseluruhan fitur bernilai pada suatu produk konstruksi termasuk elemen penyusun yang dapat memberi manfaat lebih bagi pengguna Konsep teknologi manajemen konstruksi metode atau teknik dalam pengelolaan sumber daya secara efektif yang digunakan dalam operasi bisnis konstruksi pada suatu perusahaan dalam berkompetisi, yang mana metode dan teknik tersebut didukung oleh empat komponen utama, yaitu technoware equipment, tools, dan machines, humanware manpower, infoware documented facts, orgaware organizational framework Jurnal Karkasa 2018, ISSN 2580-7595 7 Politeknik Katolik Saint Paul Sorong konstruksi. Kata konstruksi yang melekat pada frase teknologi proses konstruksi, bermakna aktifitas di lapangan dalam merealisasikan fisik bangunan, yang juga sekaligus mendelimitasi cakupan teknologi yang digunakan, sehinga konsep teknologi proses konstruksi pada studi ini adalah metode atau teknik yang dilakukan di lapangan dalam merealisasikan produk teknologi konstruksi, yang mana metode atau teknik tersebut didukung oleh empat komponen utama yaitu technoware equipment, tools, dan machines, humanware manpower, infoware documented facts, orgaware organizational framework. Hasil analisis pada studi ini juga diperoleh kejelasan bahwa konsep teknologi produk konstruksi adalah karakteristik dan keseluruhan fitur bernilai pada suatu produk konstruksi termasuk elemen penyusun yang dapat memberi manfaat lebih bagi pengguna. Sehingga setiap bangunan yang memiliki karakteristik dan fitur yang bernilai bagi pengguna output teknologi proses konstruksi disebut juga sebagai teknologi produk konstruksi. Pemahaman ini juga meliputi komponen penyusun bangunan yang memiliki ciri karakteristik dan fitur yang bernilai. Pada studi ini juga diperoleh kejelasan bahwa konsep teknologi manajemen konstruksi adalah metode atau teknik dalam pengelolaan sumber daya secara efektif yang digunakan dalam operasi bisnis konstruksi pada suatu perusahaan dalam berkompetisi. Metode dan teknik yang dimaksud adalah terdiri dari empat komponen utama, yaitu technoware equipment, tools, dan machines, humanware manpower, infoware documented facts, orgaware organizational framework. Kata konstruksi untuk frase teknologi manajemen konstruksi bermakna segala hal yang berhubungan dengan konstruksi. Hal tersebut dikarenakan, dalam menjalankan operasi bisnis konstruksi, manajer eksekutif terhubung dengan stakeholder secara luas yang terkait dengan bisnis konstruksi. Daftar Pustaka Du Plessis, C. 2007 A Stratetegic framework for sustainable construction in developing countries, construction management and economic journal, 25, p. 67-76. Egmond, 2012 Construction technology development and innovation, dalam Ofori G., ed., new perspective on construction in developing countries, 388 hal., Spon Press, London & New York. Garud, R. 1997 On the distinction know why - know how - and know why, Advances Strategic Management, JAI Press., 14, 81 – 101. Halpin, D. W., dan Senior, B. A. 2011 Construction management, John Wiley & Sons, Inc., New Jersey, – 16. Jafarieh, H. 2001 Technology transfer to developing countries a qualitative approach, Doctoral Dissertation, Univerisity of Salford Iran, p. 11–13. Jayady, A. 2017. “Joint Operation dalam Studi Kualitatif”, Jurnal Karkasa, Vol. Politeknik Katolik Saint Paul Sorong, Indonesia. Jayady, A., Pribadi, Abduh, M., & Bahagia, 2017. “Model Penilaian Keberhasilan Transfer of Knowledge pada Joint Operation antara Perusahaan Jasa Konstruksi Asing dan Perusahaan Jasa Konstruksi Lokal”, Disertasi Doktor, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung ITB, Bandung, Indonesia. Jayady, A., Pribadi, Abduh, M., & Bahagia, 2013. “Perkembangan Joint Operation di Indonesia”, Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil IX, Institut Teknologi Sepuluh November – Surabaya, 9 February 2013 Jayady, A., Pribadi, Abduh, M., & Bahagia, 2013. “A Study of Joint Operation Scheme in Indonesia”, Prosiding The 6TH Civil Engineering Confrence in The Asian Region, 20-22 Agustus 2013. OECD. 2000 Knowledge management in the learning society-education and skill, OECD publications service, france, Orlikowski, W. J. 1992 The duality of technlogy rethingking of technology in organizations, Organization Science, 33, 398 – 427. Osabutey, E. L. C., Williams, K. dan Debrah, A. Y. 2014 The potential for technology and knowledge transfers between foreign and local Firms A study of the construction industry in Ghana, Journal of World Business. 494, 560–571. UNCTAD 2001 Transfer of technology, United Nation Conference on Trade and Development, UN, New York and Geneva, Jurnal Karkasa 2018, ISSN 2580-7595 8 Politeknik Katolik Saint Paul Sorong Zulfiar, Jayady, A., dan Saputra, 2018. “Kerentanan Bangunan Rumah Cagar Budaya Terhadap Gempa di Yogyakarta”, Jurnal Karkasa, Vol. Politeknik Katolik Saint Paul Sorong, Indonesia. PPenelitian ini didukung oleh divisi penelitian dan pengembangan Litbang Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional LPJKN beserta tim ahli dari Institut Teknologi Bandung ITB ... Technology is applied-practical and systematic knowledge that is useful in meeting human needs [46]. Technology contains all processes that carried out in an effort to realize something rationally [47]. ...This study aims to analyse the Key Success Factors KSFs of e-learning implementation, so that e-learning can work well and provide maximum benefits for learning activities process in higher education. The method used in this research is begin from investigate the determinant factors based on the results of literature studies and survey techniques. To obtain a more in-depth analysis, then the factors are weighted using the Multi-Attribute Utility Theory MAUT method. The results showed that the determinant factors that need to be used as the main consideration in the implementation of e-learning at higher education are organizational factors, technology, and human resources. The dominant factor that needs attention in realizing the effectiveness of the implementation of e-learning in higher education is the organizational aspect which is realized in the form of creating a work culture and setting policies that are binding on the academic community to carry out e-learning.... The utilization of information technology used to help human performance in completing its work [23], [24]. Technology can define as the systematic application of science or organized knowledge to carry out tasks or solve practical problems [25], [26]. Referring to the concept of technology, the ease of use is a condition and the nature of technology. ... Mahmud MahmudThe use of information technology as a tool to support higher education activities becomes a necessity that cannot be separated from the management and governance of higher education. The purpose of this study is to measure the degree of acceptance of information technology implementation in tertiary institutions. The methodology used in this study uses a mix-method approach using a modified Technology Acceptance Model TAM framework. The variables examined in this study were perceived usefulness, perceived ease of use, behaviour intention to use, and actual system use. The respondents of this study consisted of 214 lecturers working at UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Data is processed using the Structural Equation Model SEM approach to analyse the causal relationships between the variables studied. The results showed that partially or simultaneously perceived usefulness, perceived ease of use, and behavioural intention to use positively and significantly influence the increase in actual system use. To increase the use of information technology in tertiary institutions, this study recommends the agenda of activities that increase perceptions of the ease, benefits, and interests of implementing information systems that can be carried out by providing useful information system facilities, socialization, training, and habituation. © 2020, World Academy of Research in Science and Engineering. All rights tectonics is the result of interactions between architecture and nature and architecture with humans that produce aesthetics. The technological elements in architectural tectonics are structure and construction, details and connections as well as ornamentation. Ghumah Baghi is a result of the Basemah tribe culture in the Bukit Barisan plateau of the Central Part of Sumatra, the Basemah plateau covers the area of Pagaralam City and Lahat Regency. The potential of architectural tectonics is Ghumah Baghi's reflected in the simplicity of the architectural appearance and connections as well as the honesty of materials, construction components. This research method is a qualitative method with an exploratory approach to identify technological elements in architectural tectonics Ghumah Baghi's. The results of the identification of the architectural technology elements of Ghumah Baghi show that the ghumah baghi structural system is a knock-down structure and has a high level of adaptation to earthquakes. The potential of tectonics is reflected in the honesty and simplicity of materials, connections and structural systems, which produce a balanced, harmonious and hierarchical composition. The technological element in Ghumah baghi is the building of architecture through ornamentation of structural components, the structure is ornamentation and the structure is architectureIris Mahani Rizal Z TaminBerdasarkan Permen PU PR tahun 2017 tentang Tatacara Pelaksanaan Pengadaan Badan Usaha Untuk Pengusahaan Jalan Tol, salah satu bentuk dukungan pemerintah untuk meningkatkan kelayakan finansial pada investasi jalan tol adalah dengan membangunkan sebagian konstruksi. Dukungan ini sudah diimplementasikan pada beberapa ruas jalan tol diantaranya Cileunyi-Sumedang-Dawuan, Solo-Ngawi-Kertosono, Manado-Bitung, Balikpapan – Samarinda dll. Dalam pemberian dukungan tersebut tentu pemerintah dan badan usaha akan menghadapi risiko-risiko. Risiko –risiko tersebut perlu diketahui untuk dilakukan mitigasi pada risiko-risiko yang besar. Pada studi ini dilakukan identifikasi risiko secara kualitatif berdasarkan tahapan proses pemberiannya. Identifikasi dilakukan atas dasar studi literatur kemudian dilakukan validasi berdasarkan wawancara untuk menentukan risiko-risko yang kemungkinan besar akan terjadi. Berdasarkan hasil kajian diketahui risiko yang kemungkinan akan besar terjadi adalah ketersediaan anggaran yang terbatas sementara kebutuhan dukungan untuk investasi jalan tol akan sangat besar, proses pengajuan penjaminan akan memerlukan waktu proses yang lama, risiko peserta lelang sedikit, risiko keterlambatan konstruksi oleh pemerintah maupun badan usaha, risiko perbedaan kualitas untuk yang dibangun oleh pemerintah dan badan usaha, dan risiko timbulnya biaya evaluasi bagi badan usaha atas pekerjaan yang dilakukan phenomena has clearly shown the significant growth of Joint Operation JO as a scheme of partnerhip between construction companies in Indonesia. This is apparent from several large-scale infrastructure projects such as transportation, communications, water supply, spatial planning, and energy, which are generally implemented within a joint operation scheme. Joint operation was first introduced in Indonesia through regulation of Minister of Public Works in 1991. According to this regulation, joint operation is defined as a form of business cooperation between foreign construction company and local construction company, which are temporary and not forming a new legal entity in Indonesia, which has the same characteristics with the joint venture project in overseas. The regulations obligate the foreign construction company to collaborate with local construction company through joint operation scheme in performing their project in Indonesia. The objective of the regulation is to encourage the national economy and to improve the internal capacity of local construction company, especially in transfer of knowledge through joint operation. More than two decades has elapsed since joint operation has been implemented in Indonesia, but until now, no adequate clarity of what and how joint operation was implemented. Literature studies, interviews, case study, and data collection of the relevant institution in this research are aimed in order to obtain a description of trends and scheme of joint operation that have been implemented in Indonesia. This study is also a part of an integral research regarding the effectiveness of joint operation in the transfer of knowledge on infrastructure projects in Indonesia. The results of this study show a significant trend in recent years regarding the growth of foreign companies presence in Indonesia and its relation to infrastructure projects organized by joint operation scheme. From the case study result's, one type of the joint operation scheme which have been implemented between foreign construction company with local construction company in performing their projects in Indonesia, will be explained corporations MNCs and other foreign firms can be conduits for technology and knowledge T&K transfer to host countries in the developing world. Most of the existing research focuses on T&K transfers through FDI and are drawn from Asia not Sub-Saharan Africa SSA, although SSA is increasingly receiving foreign investment. There is a paucity of research that gives insights into project-level T&K transfer issues in SSA countries. Using the Ghanaian construction industry as an empirical focus, this article explores T&K transfer potential. The findings reveal significant weaknesses in T&K transfer across industry subsectors and between foreign and local firms. This arises from the potentially complementary but dissimilar resource and knowledge bases. The weaknesses are compounded by the absence of coherent government T&K development Heri Zulfiar Arman JayadyNurwidi Rukmono Jati SaputraYogyakarta merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki tingkat risiko bencana gempa yang tinggi. Jenis bangunan yang memiliki tingkat resiko tinggi yaitu bangunan cagar budaya atau rumah hunian yang memiliki nilai sejarah yang banyak terdapat di Yogyakarta, salah satunya bangunan yang terletak di daerah nDalem Pujokusuman, jalan Brigjen Katamso dari penelitian ini adalah mengetahui tingkat resiko bangunan cagar budaya rentan terhadap gempa dan mampu menganalisis tingkat kerusakan bangunan dan mengetahui faktor penyebab bangunan cagar budaya rentan terhadap gempa dengan menggunakan metode rapid visual screening berdasarkan FEMA P-154 tahun penelitian menunjukan bahwa bangunan cagar budaya non-engineered dan hunian yang berada pada daerah rawan gempa nDalem Pujokusuman Yogyakarta rentan terhadap gempa dan berpotensi roboh sebesar 63% dari seluruh bangunan jika terjadi gempa bumi. Faktor yang menyebabkan bangunan rentan terhadap gempa adalah basic score pada type bangunan, plan irregularity, vertical irregularity, belum adanya acuan pembangunan atau code, dan perawatan bangunan pada bangunan cagar budaya non-engineered. Arman JayadyFormasi joint operation JO antara perusahaan jasa konstruksi asing dan perusahaan jasa konstruksi lokal bukanlah bentuk kemitraan yang baru di Indonesia. JO telah diimplementasi di Indonesia melalui regulasi pemerintah sejak tahun 1991. Melalui formasi JO perusahaan jasa konstruksi lokal diharapkan mampu meningkatkan kapasitas internalnya sehingga dapat meningkatkan daya saing perusahaan jasa konstruksi lokal baik pada pasar domestik maupun global. Data yang dihimpun dari sumber terkait menunjukkan bahwa adanya tren peningkatan proyek konstruksi yang diselenggarakan melalui formasi JO di Indonesia. Hampir tiga dekade JO diimplementasi, namun hingga kini belum diperoleh kejelasan terhadap varian JO yang ada di Indonesia. Untuk memenuhi kuriositas tersebut, penelitian ini secara khusus bertujuan untuk mengeksplorasi varian JO dan karakteristiknya di Indonesia. Studi kualitatif dengan wawancara semi-terstruktur face to face dilakukan dalam penelitian ini dengan melibatkan beberapa praktisi berpengalaman dan berkompeten sehubungan JO di Indonesia. Hasil studi menunjukkan bahwa teridentifikasi dua varian JO bila ditinjau dari perspektif pengendalian proyek dan tiga varian JO bila ditinjau dari perspektif pengelolaan modal Penilaian Keberhasilan Transfer of Knowledge pada Joint Operation antara Perusahaan Jasa Konstruksi Asing dan Perusahaan Jasa Konstruksi LokalA JayadyK S PribadiM AbduhS N BahagiaJayady, A., Pribadi, Abduh, M., & Bahagia, 2017. "Model Penilaian Keberhasilan Transfer of Knowledge pada Joint Operation antara Perusahaan Jasa Konstruksi Asing dan Perusahaan Jasa Konstruksi Lokal", Disertasi Doktor, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung ITB, Bandung, Joint Operation di IndonesiaA JayadyK S PribadiM AbduhS N BahagiaJayady, A., Pribadi, Abduh, M., & Bahagia, 2013. "Perkembangan Joint Operation di Indonesia", Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil IX, Institut Teknologi Sepuluh November -Surabaya, 9 February 2013Knowledge management in the learning society-education and skill, OECD publications serviceOecdW J OrlikowskiOECD. 2000 Knowledge management in the learning society-education and skill, OECD publications service, france, Orlikowski, W. J. 1992 The duality of technlogy rethingking of technology in organizations, Organization Science, 33, 398 2001 Transfer of technology, United Nation Conference on Trade and Development, UN, New York and Geneva, Stratetegic framework for sustainable construction in developing countries, construction management and economic journalHal Tersebut DikarenakanHal tersebut dikarenakan, dalam menjalankan operasi bisnis konstruksi, manajer eksekutif terhubung dengan stakeholder secara luas yang terkait dengan bisnis konstruksi. Daftar Pustaka Du Plessis, C. 2007 A Stratetegic framework for sustainable construction in developing countries, construction management and economic journal, 25, p. 67-76. . 166 257 441 191 245 189 292 472

berikut hasil akhir dari teknologi konstruksi kecuali